Sunday 27 November 2011

thumbnail

AVENGED SEVENFOLD WARMNESS ON THE SOUL LIRIK DAN MP3

 
Your hazel green tint eyes watching every move I make.
And that feeling of doubt, it's erased.
I'll never feel alone again with you by my side.
You're the one, and in you I confide
(oh)

And we have gone through good and bad times.
But your unconditional love was always on my mind.
You've been there from the start for me.
And your love's always been true as can be.
I give my heart to you.
I give my heart, cause nothing can compare in this world to you.
(Woh-oh-oh)

And we have gone through good and bad times.
But your unconditional love was always on my mind.
You've been there from the start for me.
And your love's always been true as can be.
I give my heart to you.
I give my heart, cause nothing can compare in this world to you.
(Woh-oh-oh)

I give my heart to you.
I give my heart, cause nothing can compare in this world to you.
(Woh-oh-oh)


Wednesday 9 November 2011

thumbnail

PROTISTA MIRIP JAMUR

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip ganggang.
Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:


a. Myxomycota (Filum Jamur Lendir)



Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, sampah basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.

Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat (Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.

Contohnya adalah:
Dictyostelium discoideum




b. Oomycota (Filum Jamur Air)



Oomycota merupakan jamur yang hidup di tempat lembab (air). Ciri-cirinya:

a. Benang-benang hifa tidak bersekat melintang di dalamnya terdapat inti dalam jumlah banyak.

b. Dinding selnya terdiri dari selulosa

c. Melakukan reproduksi aseksual membentuk zoospora memiliki 2 flagela untuk berenang.Reproduksi seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi membentuk zigot dan tumbuh menjadi oospora.

Contoh jamur ini: Saprolegnia, Phytophtora, Pythium.

Saprolegnia

Phytophtora
Saprolegnia =Jamur yang hidup saprofit pada hewan-hewan yang mati di air
Phytophthora= Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup parasit.

Yang parasit =
1. Phytophtora infestans = parasit pada kentang

2. P. nicotinae parasit pada tembakau

3. P palmifera parasit pada kelapa
 
rotista mirip jamur memiliki ciri-ciri antara lain :
1. Merupakan organisme yang menghasilkan spora
2. Bersifat heterotrof
3. Umumnya parasit atau saprofit.

 
Protista mirip jamur dibedakan menjadi 2 filum yaitu :
A. Jamur lendir plasmodial (Myxomycota), contohnya : Fuligo varians
B. Jamur air (Oomycota), contohnya Phytophtora infestans.

 
Peranan protista bagi kehidupan manusia, ada yang menguntungkan yaitu :
1. Chlorella yg dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
2. Eucheuma spinosum dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan kosmetik.
Sedangkan yang bersifat merugikan misalnya Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria kuartana.
thumbnail

BIOGRAFI PAHLAWAN DARI MAKASAR


NAMA  : Sultan Hasanuddin
LAHIR  : di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631
WAFAT :di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670
pada umur 39 tahun, adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. dia diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655).

Sementara itu belanda memberinya gelar de Haav van de Oesten alias Ayam Jantan dari Timur karena kegigihannya dan keberaniannya dalam melawan Kolonial belanda. Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.

Tuesday 8 November 2011

thumbnail

KIMIA KELAS X BAB 4 HUKUM DASAR KIMIA






  1. A.     Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ).
Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
      Contoh :
40 gram Ca  +  16 gram O2  ®  56 gram CaO
12 gram C  +  32 gram O2  ®  44 gram CO2

Contoh soal :
Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca    =  4 gram
m CaO =  5,6 gram
m O2    = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
Û    m Ca  +  m O2 =  m CaO
Û    m O2          =  m CaO – m Ca
=  (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.

B.   Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).
Yaitu : Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
      Contoh :
Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :   11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Massa H2 (gram)
Massa O2 (gram)
Massa H2O (gram)
Massa zat sisa
1
8
9
-
2
16
18
-
3
16
18
1 gram H2
3
25
27
1 gram O2
4
25
28,125
0,875 gram H2










Contoh soal :
Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a)      Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b)      Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c)      Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab :
Reaksi :
                        7          4                    11
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a)      Massa S     = 8 gram
Massa Fe    = …?
Massa Fe    =
Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.

b)      21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
                  Fe  :  S  =  21  :  15  =  7  :  5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi     = 21 gram
Massa S yang bereaksi       =
Massa S yang tersisa                      = ( 15-12 ) gram = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.

c)      Untuk membentuk 22 gram FeS :
m Fe    =
m S  =
Jadi massa Fe dan S yang dibutuhkan adalah 14 gram dan 8 gram.

C.   Hukum Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton ).
Yaitu : Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Contoh :
C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO2. Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
      Massa O dalam CO : massa O dalam CO2 = 1:2.

Contoh soal :
Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab :
C  :  H =  3  :  1  sehingga :
Û  900  :  m H            =  3  :  1
Û          m H = ;     Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram.

D. Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac ).
Yaitu : “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen  +  gas oksigen  ®  uap air
      2 V                1 V            2 V
Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2

E.   Hukum Avogadro.
Yaitu : Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Contoh :
Pada pembentukan molekul H2O
2L H2(g) +  1L O2(g®  2L H2O(g)



2 molekul H2           1 molekul O2                                         2 molekul H2O

Catatan :
Jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :



dan



Keterangan :
V   = volume molekul ( L )
X   = jumlah partikel ( molekul )

Contoh soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan gas H2 membentuk gas NH3 (amonia).
Tentukan :
a)      Persamaan reaksinya!
b)      Volume gas H2 yang diperlukan!
c)      Volume gas NH3 yang dihasilkan!
Jawab :
a)      Persamaan reaksinya :

b)      V H2          =
=   =  6 L
Jadi volume gas H2 yang diperlukan dalam reaksi adalah 6 L.
c)      V NH3        =
=  =  4 L
Jadi volume gas NH3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.



Konsep Mol
{ Pelajari lagi tentang Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr)! }

a)      Definisi Mol
  • Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang = jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12.
  • Mol merupakan satuan jumlah (seperti lusin,gros), tetapi ukurannya jauh lebih besar.
  • Mol menghubungkan massa dengan jumlah partikel zat.
  • Jumlah partikel dalam 1 mol (dalam 12 gram C-12) yang ditetapkan melalui berbagai metode eksperimen dan sekarang ini kita terima adalah 6,02 x 1023 (disebut tetapan Avogadro, dinyatakan dengan L).

Contoh :
ü  1 mol air artinya : sekian gram air yang mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
ü  1 mol besi artinya : sekian gram besi yang mengandung 6,02 x 1023 atom besi.
ü  1 mol asam sulfat artinya : sekian gram asam sulfat yang mengandung 6,02 x 1023 molekul H2SO4.


1 mol       = 6,02 x 1023 partikel
L      = 6,02 x 1023





b)  Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Dirumuskan :

Keterangan :
n    =  jumlah mol
=  jumlah partikel

c)      Massa Molar (mm)
  • Massa molar menyatakan massa 1 mol zat.
  • Satuannya adalah gram mol-1.
  • Massa molar zat berkaitan dengan Ar atau Mr zat itu, karena Ar atau Mr zat merupakan perbandingan massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh :
Ar Fe   = 56, artinya : massa 1 atom Fe : massa 1 atom C-12 = 56 : 12
Mr H2O            = 18, artinya : massa 1 molekul air : massa 1 atom C-12 = 18 : 12
Karena :
1 mol C-12 = 12 gram (standar mol), maka :
Massa 1 mol atom Fe   =
Massa 1 mol molekul air          =

Kesimpulan :
Massa 1 mol suatu zat = Ar atau Mr zat tersebut (dinyatakan dalam gram).
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : mm = Ar gram mol-1
Untuk zat lainnya :                                           mm = Mr gram mol-1





d)      Hubungan Jumlah Mol (n) dengan Massa Zat (m)
Dirumuskan :


dengan :
= massa
= jumlah mol
= massa molar

e)      Volum Molar Gas (Vm)
  • Adalah volum 1 mol gas.
  • Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.
  • Artinya, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volum yang sama pula.
  • Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul sama yaitu 6,02 x 1023 molekul, maka pada suhu dan tekanan yang sama, 1 mol setiap gas mempunyai volum yang sama.
  • Jadi : pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas hanya bergantung pada jumlah molnya.
Dirumuskan :                     dengan :

= volum gas
= jumlah mol
= volum molar

Beberapa kondisi / keadaan yang biasa dijadikan acuan :
1)      Keadaan Standar
  • Adalah suatu keadaan dengan suhu 0oC dan tekanan 1 atm.
  • Dinyatakan dengan istilah STP (Standard Temperature and Pressure).
Pada keadaan STP, volum molar gas (Vm ) = 22,4 liter/mol


2)      Keadaan Kamar
  • Adalah suatu keadaan dengan suhu 25oC dan tekanan 1 atm.
  • Dinyatakan dengan istilah RTP (Room Temperature and Pressure)


Pada keadaan RTP, volum molar gas (Vm) = 24 liter/mol



3)      Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui
Digunakan rumus Persamaan Gas Ideal :

= tekanan gas (atm); 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
= volum gas (L)

= jumlah mol gas
= tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
= suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)

4)      Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain
v  Misalkan :
v  Gas A dengan jumlah mol = n1 dan volum = V1
v  Gas B dengan jumlah mol = n2 dan volum = V2
v  Maka pada suhu dan tekanan yang sama :









f)       Kemolaran Larutan (M)
ü  Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan) larutan.
ü  Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
Dirumuskan :                           dengan :

= kemolaran larutan
= jumlah mol zat terlarut
= volum larutan

ü  Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.

V.  Rangkuman :
















       
 

   Stoikiometri Senyawa
1)  Rumus Empiris ( RE )
Disebut juga rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun senyawa.

2)  Rumus Molekul ( RM )
Secara umum, rumus molekul suatu senyawa dapat dinyatakan sebagai berikut :



RM = ( RE )y


Keterangan :
Harga y bergantung pada besarnya harga Massa Molekul Relatif ( Mr ) dari senyawa yang bersangkutan.

3)  Kadar Unsur dalam Senyawa ( dalam % )
Dirumuskan :








Keterangan :
y = jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa ( angka indeks dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa )







1)  Hitungan Kimia Sederhana
Dapat diselesaikan melalui 4 langkah yaitu sebagai berikut :
1)  Menuliskan persamaan reaksi kimia yang setara
2)  Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui
3)  Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan dengan menggunakan perbandingan koefisien
reaksi
4)  Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan

2)  Pereaksi Pembatas
  • Adalah suatu pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu.
Contoh :
Reaksi antara Al dengan O2 membentuk aluminium oksida, menurut persamaan reaksi :

Jumlah Mol Pereaksi
Jumlah Mol Produk
Pereaksi Pembatas
Jumlah Mol Pereaksi yang Bersisa
Al
O2
4
3
2
Ekivalen
-
4
4
2
Aluminium
1 mol oksigen
5
3
2
Oksigen
1 mol aluminium
2
1,5
1
Ekivalen
-
0,6
0,4
0,27
Oksigen
0,07 mol aluminium

  • Ø Cara menentukan Pereaksi Pembatas :
a)  Nyatakan zat yang diketahui dalam mol
b)  Bagilah jumlah mol masing-masing zat dengan koefisiennya
c)  Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil, merupakan pereaksi pembatas

3)  Hitungan yang Melibatkan Campuran
Jika dari suatu campuran, terjadi lebih dari satu reaksi ( > 1 ) maka persamaan reaksinya harus ditulis secara terpisah.

4)  Penentuan Rumus Kimia Hidrat
  • Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh :
CuSO4. 5 H2O ( terusi )
CaSO4. 2 H2O ( gipsum )
MgSO4. 7 H2O ( garam Inggris )
Na2CO3. 10 H2O ( soda hablur )

  • Jika suatu hidrat dipanaskan, maka sebagian atau seluruh air kristalnya dapat menguap (lepas).



V. Rangkuman.

Hukum-hukum dasar ilmu kimia doperoleh berdasarkan hasil eksperimen. Hukum-hukum tersebut antara lain sebagai berikut :
Hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa): “ massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat-zat sesudah reaksi “
Hukum Proust (hukum perbandingan tetap): “ Setiap senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap “
Hukum Dalton (hukum perbandingan ganda): “ Jika dua unsur dapat menbentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya, maka massa unsur kedua dalam senyawanya berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan sederhana”
Hukum Gay Lussac (hukum perbandingan volume): “ Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan sederhana “
Hukum Hipotesis Avogadro: “ Pada temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama “
Stokiometri mempelajari hubungan kuantitatif antara unsur-unsur penyusun suatu senyawa dan hubungan antara pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Satu mol suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya zat tersebut yang sama dengan banyaknya atom karbon yang terdapat dalam 12 gram 12C murni. Jumlah atom karbon-12 yang terdapat dalam 12 gram karbon-12 adalah 6,02 x 1023. Bilangan ini disebut bilangan (tetapan) Avogadro dan biasa diberi lambang NA
Untuk menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan volume larutan, dikenal istilah molaritas, yaitu banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Rumus molekul menyatakan jenis unsur dan banyaknya masing-masing unsur yang terkandung dalam 1 molekul suatu zat. Untuk menentukan rumus molekul, harus diketahui massa molekul relatifnya.
Dalam persamaan reaksi, terdapat koefisien reaksi. Koefisien reaksi ini menyatakan:
  1. Perbandingan atom atau molekul zat pereaksi dan zat hasil reaksi,
  2. Perbandingan mol zat pereaksi dan zat hasil reaksi
  3. Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi




GLOSARIUM.
Bilangan Avogadro    : jumlah partikel (atom, molekul, ion) dalam satu mol = 6,02 x 1023 patikel.
Flogiston                     : gas tidak berwarna hasil pembakaran ( menurut Pristley )
Hipotesa Avogadro    : pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang bervolume sama
mempunyai jumlah molekul yang sama.
Hukum Kekekalan Massa  : massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama
Hukum Penggabungan Volume  : volume gas-gas yang beraksi dan volume gas hasil reaksi jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan
yang bulat dan sederhana
Hukum Perbandingan Tetap     : suatu senyawa selalu terdiri atas unsur yang sama dengan
perbandingan massa yang tetap
Hukum Perbandingan Berganda   : apabila dua unsur membentuk lebih ndari satu senyawa,
maka perbandingan massa unsur kedua yang bersenyawa dengan unsur
pertama yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana
Ion                               : atom yang bermuatan positif atau negatif
Koefisien reaksi          : angka yang terdapat didepan rumus kimia dalam suatu persamaan reaksi
Massa                          : ukuran kuantitas materi dalam suatu objek atau ukuran ketahanan materi
terhadap suatu gaya yang ditandai dengan perubahan kecepatan
Masssa atom relatif    : perbandingan massa atom suatu unsur  massa atom C-12
Massa molekul relatif : jumlah massa relatif semua atom dalam molekul
Molekul                       : penggabungan dua atom atau lebih antaratom unsur yang sama atau
antara atom unsur yang berbeda
Mol                              : kuantitas zat yang mempunyai massa (dalam gram) sebanyak massa atom
molekul relatifnya
Pereaksi                      : zat yang berubah selama reaksi dan ditulis sebelah kiri persamaan reaksi
Persen massa              : perbandingan massa zat terlarut dengan massa larutan dikali 100%
Rumus empiris                       : Rumus kimia paling sederhana
Rumus Molekul          : Rumus yang menyatakan jumlah atom setiap unsur dalam satu
molekul zat itu
Stokiometri                 : Hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam reaksi, baik pereaksi
maupun hasil reaksi
Senyawa                      : Penggabungan dua unsur atau lebih dengan cara kimia






thumbnail

KIMIA KELAS X BAB 5 STOIKIOMETRI

Membahas tentang hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi kimia (stoikiometri reaksi).

Tata Nama Senyawa Sederhana
 1).   Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.
Contoh : air (H2O), amonia (NH3)
a).    Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
b).   Nama Senyawa
Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua).
Contoh : ………(lengkapi sendiri)

Catatan :
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.
1 = mono                2 = di                       3 = tri                       4 = tetra                   5  = penta               
6 = heksa               7 = hepta                 8 = okta                   9 = nona                  10 = deka
Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida.
Contoh : ……….(lengkapi sendiri)

c).    Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)

2).    Tata Nama Senyawa Ion.
Kation         =  ion bermuatan positif (ion logam)
Anion          =  ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)
Perhatikan tabel halaman 143-144 dari Buku Paket 1A!

a).    Rumus Senyawa
Unsur logam ditulis di depan.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya.
Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral (å muatan positif = å muatan negatif).
b).   Nama Senyawa
Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang); sedangkan angka indeks tidak disebutkan.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)

Catatan :
Ø  Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam itu).
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
Ø  Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang lebih tinggi.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur logam yang bersangkutan.

3).    Tata Nama Senyawa Terner.
Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.
Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.
a).    Tata Nama Asam.
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam.
Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam.
Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.
Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.




b).   Tata Nama Basa.                                                                   
Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion  OH-
Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-   
Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)
c).    Tata Nama Garam.
Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Rumus dan penamaannya = senyawa ion.
Contoh : ………(lengkapi sendiri)

4).    Tata Nama Senyawa Organik.
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu.
Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang ( nama trivial ).
Contoh : halaman 147 Buku Paket 1A.



Persamaan Reaksi

Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan koefisiennya masing-masing.
1).    Menuliskan Persamaan Reaksi.
o    Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat baru (produk).
o    Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.
o    Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.
o    Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.
Contoh :


Keterangan :
  • Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
  • Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan (g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair).
  • Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
  • Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Ø  Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :
1).    Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.
2).    Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas (cara sederhana).
Contoh : 
2).    Menyetarakan Persamaan Reaksi.
Langkah-langkahnya (cara matematis) :
a).    Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
b).    Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
c).    Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Contoh :









Langkah 3 :
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan :
Atom
Ruas kiri
Ruas kanan
C
2
b
H
6
2c
O
2a
2b+c

Langkah 4 :
Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.
Dari langkah 3, diperoleh :
b      = 2 ……………. (i)
2c    = 6 ……………. (ii)
2a    = (2b + c) …….. (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh :
2c    = 6
c      = 3 ................(iv)
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii) :
2a    = (2b + c) …….. (iii)
2a    = {(2).(2) + 3} = 7
a      =  3,5…………... (v)
Langkah 5 :
Nilai-nilai a, b dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :







Latihan Soal :
Kerjakan soal nomor 25 halaman 160-161; nomor 26 dan 27 (halaman 163 dari Buku Paket 1A


Hukum Dasar Kimia

1).    Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ).
Yaitu : “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Contoh :
40 gram Ca  +  16 gram O2  ®  56 gram CaO
12 gram C  +  32 gram O2  ®  44 gram CO2

Contoh soal :
Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca       =  4 gram
m CaO     =  5,6 gram
m O2        = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
Û     m Ca  +  m O2 =  m CaO
Û     m O2     =  m CaO - m Ca
=  (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.

2).    Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).
Yaitu : “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
Contoh : perhatikan contoh soal 5.1 dari Buku Paket 1A halaman 151-152!
Contoh lain :
Air tersusun oleh unsur-unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :  
11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Massa H2 (gram)
Massa O2 (gram)
Massa H2O (gram)
Massa zat sisa
1
8
9
-
2
16
18
-
3
16
18
1 gram H2
3
25
27
1 gram O2
4
25
28,125
0,875 gram H2

Contoh soal :
Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4 maka tentukan :
a)       Massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang!
b)       Massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S!
c)        Massa S dan massa Fe yang dibutuhkan untuk menghasilkan 22 gram senyawa FeS!
Jawab :
Reaksi :     Fe   +    S    ---)     FeS       
                   7           4                11
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, sehingga 7 gram Fe akan bereaksi dengan 4 gram S membentuk 11 gram FeS.
a)       Massa S     = 8 gram
Massa Fe   = …?
Massa Fe   =  7/4   x  8  =  14 gram
Jadi massa Fe yang dibutuhkan adalah 14 gram.

b)       21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S, berarti :
Fe  :  S  =  21  :  15  =  7  :  5
Belerang berlebih, berarti seluruh Fe habis bereaksi.
Massa Fe yang bereaksi    = 21 gram
Massa S yang bereaksi      =  4 / 7    x  21   =  12 gram  
Massa S yang tersisa         = ( 15-12 ) gram   = 3 gram
Jadi massa S yang tersisa adalah 3 gram.

c)        Untuk membentuk 22 gram FeS :
m Fe  =   7 / 11   x   22   =  14 gram
m S    =   4 / 11   x   22   =    8 gram
Jadi massa Fe dan S yang dibutuhkan adalah 14 gram dan 8 gram.

3).    Hukum Kelipatan
Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton ).
Yaitu : “Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO2. Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu = 1:2 ).
Contoh soal :
Karbon dapat bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana. Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana?
Jawab :
C  :  H     =  3  :  1  sehingga :
   900  :  m H    =  3  :  1
              m H    =  1 / 3   x  900  =  300;       Jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram.
4).    Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac ).
Yaitu : “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh :
Dua volum gas hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen  +  gas oksigen  ®  uap air
        2 V                        1 V                   2 V
Perbandingan volumenya = 2 : 1 : 2

5).    Hukum Avogadro.
Yaitu : “Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumnya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Contoh :
Pada pembentukan molekul H2O
2L H2(g) +  1L O2(g®  2L H2O(g)

            




       2 molekul H2          1 molekul O2                        2 molekul H2O

Catatan :
Jika volume dan jumlah molekul salah 1 zat diketahui, maka volume dan jumlah molekul zat lain dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

Keterangan :
V      = volume molekul ( L )
X      = jumlah partikel ( molekul )





Contoh soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, sebanyak 2 L gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan gas H2 membentuk gas NH3 (amonia).
Tentukan :
a)       Persamaan reaksinya!
b)       Volume gas H2 yang diperlukan!
c)        Volume gas NH3 yang dihasilkan!
Jawab :












 Jadi volume gas NH3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut adalah 4 L.


Konsep Mol
{ Pelajari lagi tentang Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr)! }

a)       Definisi Mol
o    Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang = jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram C-12.
o    Mol merupakan satuan jumlah (seperti lusin,gros), tetapi ukurannya jauh lebih besar.
o    Mol menghubungkan massa dengan jumlah partikel zat.
o    Jumlah partikel dalam 1 mol (dalam 12 gram C-12) yang ditetapkan melalui berbagai metode eksperimen dan sekarang ini kita terima adalah 6,02 x 1023 (disebut tetapan Avogadro, dinyatakan dengan L).

Contoh :
  1 mol air artinya : sekian gram air yang mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
  1 mol besi artinya : sekian gram besi yang mengandung 6,02 x 1023 atom besi.
  1 mol asam sulfat artinya : sekian gram asam sulfat yang mengandung 6,02 x 1023 molekul H2SO4.



1 mol       = 6,02 x 1023 partikel
L      = 6,02 x 1023




b)   Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel
Dirumuskan :
 Keterangan :
   n      =  jumlah mol
   X      =  jumlah partikel

Contoh soal
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 174!

c)       Massa Molar (mm)
o    Massa molar menyatakan massa 1 mol zat.
o    Satuannya adalah gram mol-1.
o    Massa molar zat berkaitan dengan Ar atau Mr zat itu, karena Ar atau Mr zat merupakan perbandingan massa antara partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh :
Ar Fe       = 56, artinya : massa 1 atom Fe : massa 1 atom C-12 = 56 : 12
Mr H2O    = 18, artinya : massa 1 molekul air : massa 1 atom C-12 = 18 : 12
Karena :
1 mol C-12 = 12 gram (standar mol), maka :
Massa 1 mol atom Fe        =  56 / 12   x   12    =    56  gram
Massa 1 mol molekul air    =  18 / 12   x   12    =    18 gram
Kesimpulan :
Massa 1 mol suatu zat = Ar atau Mr zat tersebut (dinyatakan dalam gram).

Untuk unsur yang partikelnya berupa atom : mm = Ar gram mol-1
Untuk zat lainnya :                                           mm = Mr gram mol-1

d)       Hubungan Jumlah Mol (n) dengan Massa Zat (m)
Dirumuskan :






Contoh soal :Perhatikan Buku Paket 1A halaman 177!
e)       Volum Molar Gas (Vm)
o    Adalah volum 1 mol gas.
o    Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.
o    Artinya, pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volum yang sama pula.
o    Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul sama yaitu 6,02 x 1023 molekul, maka pada suhu dan tekanan yang sama, 1 mol setiap gas mempunyai volum yang sama.
o    Jadi : pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas hanya bergantung pada jumlah molnya.
Dirumuskan :
 




 Beberapa kondisi / keadaan yang biasa dijadikan acuan :
1)       Keadaan Standar
§  Adalah suatu keadaan dengan suhu 0oC dan tekanan 1 atm.
§  Dinyatakan dengan istilah STP (Standard Temperature and Pressure).



Pada keadaan STP, volum molar gas (Vm ) = 22,4 liter/mol 




2)       Keadaan Kamar
Ø  Adalah suatu keadaan dengan suhu 25oC dan tekanan 1 atm.
Ø  Dinyatakan dengan istilah RTP (Room Temperature and Pressure).



Pada keadaan RTP, volum molar gas (Vm) = 24 liter/mol 




3)       Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui
Digunakan rumus Persamaan Gas Ideal :






 PV = nRT


V = nRT / p

    p   = tekanan gas (atm); 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
    v   = volum gas (L)
    n   = jumlah mol gas
    R  = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
   T    = suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)
4)       Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain
 Misalkan :
Gas A dengan jumlah mol = n1 dan volum = V1
Gas B dengan jumlah mol = n2 dan volum = V2
Maka pada suhu dan tekanan yang sama :









f)        Kemolaran Larutan (M)
  Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan) larutan.
  Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
  Dirumuskan :



M = n/V





dengan :
M    = kemolaran larutan
n     = jumlah mol zat terlarut
V    = volum larutan
Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.

Rangkuman :





Stoikiometri Senyawa

1)   Rumus Empiris ( RE )
Disebut juga rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun senyawa.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 188-189!

2)   Rumus Molekul ( RM )
Secara umum, rumus molekul suatu senyawa dapat dinyatakan sebagai berikut :



RM = ( RE )y



Keterangan :
Harga y bergantung pada besarnya harga Massa Molekul Relatif ( Mr ) dari senyawa yang bersangkutan.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 190!

3)   Kadar Unsur dalam Senyawa ( dalam % )
Dirumuskan :





Keterangan :
y = jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa ( angka indeks dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa )

Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 191-193!


Stoikiometri Reaksi

1)   Hitungan Kimia Sederhana
Dapat diselesaikan melalui 4 langkah yaitu sebagai berikut :
1)   Menuliskan persamaan reaksi kimia yang setara
2)   Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui
3)   Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan dengan menggunakan perbandingan koefisien reaksi
4)   Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 195-197!

2)   Pereaksi Pembatas
o  Adalah suatu pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu.
Contoh :
Reaksi antara Al dengan O2 membentuk aluminium oksida, menurut persamaan reaksi :

Jumlah Mol Pereaksi
Jumlah Mol Produk
Pereaksi Pembatas
Jumlah Mol Pereaksi yang Bersisa
Al
O2
4
3
2
Ekivalen
-
4
4
2
Aluminium
1 mol oksigen
5
3
2
Oksigen
1 mol aluminium
2
1,5
1
Ekivalen
-
0,6
0,4
0,27
Oksigen
0,07 mol aluminium

Ø Cara menentukan Pereaksi Pembatas :
a)   Nyatakan zat yang diketahui dalam mol
b)   Bagilah jumlah mol masing-masing zat dengan koefisiennya
c)    Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil, merupakan pereaksi pembatas
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 201!

3)   Hitungan yang Melibatkan Campuran
Jika dari suatu campuran, terjadi lebih dari satu reaksi ( > 1 ) maka persamaan reaksinya harus ditulis secara terpisah.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1A halaman 202-203!

4)   Penentuan Rumus Kimia Hidrat
o  Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh :
CuSO4. 5 H2O ( terusi )
CaSO4. 2 H2O ( gipsum )
MgSO4. 7 H2O ( garam Inggris )
Na2CO3. 10 H2O ( soda hablur )